Followers

Jumat, 01 Mei 2009

Etika Politik Situ Gintung

DANU RUTEBE AMIN
07193021
ILMU POLITIK



Etika Politik
Situ Gintung Sebelum Jebol
Situ Gintung adalah danau buatan seluas 21,4 ha yang terletak Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan- Banten. Dibuat pada era penjajahan Belanda pada tahun 1932-1933 untuk menampung air air hujan dari kawasan perbukitan sekitarnya. Situ ini mampu menampung 2.1 juta meter kubik air yang umumnya berasal dari mata air Gunung Salak dan Gunung Pangrango (Bogor).Letak Situ Gintung bersebelahan dengan Kodya Jakarta Selatan dan dibelakang kampus niversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga tempat ini menjadi objek wisata taman dan perairan bagi orang-orang Jakarta dan sekitarnya yang melepaskan kejenuhan aktivitas mingguannya.
Pada akhir pekan dan hari-hari libur, lokasi ini biasanya ramai pengunjung. Bagi warga Jakarta yang kekurangan ruang terbuka hijau, berada di sini memang akan memberi suasana lain: alam hijau, semilir angin, dan danau. Tujuan utama orang ke sini bukan danaunya, tetapi taman rekreasi yang dilengkapi fasilitas kolam renang, gazebo dengan pemandangan danau, area outbound, serta motor dan motor ATV.Tiket masuknya tergolong murah, hanya Rp 5.000, meski untuk menikmati aneka fasilitas yang ada pengunjung masih harus mengeluarkan biaya lagi. Untuk pemakaian banana boat, misalnya, pengunjung masih harus membayar Rp 50.000/trip, lapangan tenis Rp 25.000/jam, main motor atau mobil ATV bayar lagi Rp 5.000 per beberapa putaran. Atau, kalau mau mencoba permainan outbound bayar lagi, dengan pilihan paket mulai Rp 25.000 hingga Rp 35.000. Kalaupun hanya membayar tiket masuk, bermain di area kolam renang sudah cukup memuaskan karena dilengkapi berbagai permainan.Tragedi jebolnya bendungan Situ Gintung bak “Tsunami kecil Aceh” di Jakarta. Secara kuantitas dampak, tragedi jebolnya bendungan Situ Gintung termasuk tragedi terbesar sepanjang sejarah berdirinya Indonesia sejak 1945. Dan pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00 WIB. Namun demikian, tidak ada tindakan lanjut pengamanan, hingga terjadi kebobolan tanggul selebar 30 m dengan ketinggian 6 m pada sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 juta meter kubik air melalui melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul.
Human Error atau Bencana Alam?
Sebelum memasuki abad 21, banyak contoh-contoh kasus kelalaian manusia menyebabkan bencana alam atau bencana transportasi. Mulai dari kasus meledaknya pesawat Challenger milik NASA pada Januari 1986, meledaknya pabrik kimia Bhopal di India pada 2 Desember 1984, keruntuhan selasar Hyatt Regency Kansas City (USA) pada Juli 1981 dan masih banyak lagi. Dari kasus-kasus tersebut, ada satu benang emas yang menghubungkan semua itu yakni “manajemen terutama kebijakan penghematan dan finansial”.Tidak bisa dipungkiri bahwa penghematan biaya konstruksi ataupun biaya perawatan (maintenance) merupakan faktor terbesar dari sejumlah bencana-bencana “murka” alam pada manusia. Begitu juga kasus Lapindo, dimana manajemen Lapindo menghemat biaya dengan tanpa menggunakan casing pengeboran disamping kurang aplikasi AMDAL pada struktrur geologi Sidoarjo.Dan dari pengakuan warga di sekitar Situ Gintung, maka dapat identifikasi bahwa jebolnya Situ Gintung bukanlah masalah alam semata yakni air hujan. Dan dalam kasus ini, saya (opini) meyakini bahwa jebolnya tanggul situ Gintung lebih disebabkan pada human error (kesalahan manusia). Kesalahan utamanya terletak pada rendahnya manajemen resiko dan kurangnya tanggapnya aparatur negara melihat berbagai resiko/dampak yang mungkin terjadi. Apalagi sebelumnya sudah ada laporan/keluhan dari masyarakat atas kerusakan tanggul yang berada di area Situ Gintung. Sesuai dengan amanat Undang-Undang, pemerintah selaku penyelenggaran negara memiliki tanggungjawab melindungi hak dan keamanan penduduk. Dan menanggapi secara cepat masalah-masalah yang berpotensi menyebabkan bencana besar hingga kematian manusia.
TANGGAPAN DAN HUBUNGAN DENGAN SUATU ALIRAN
Jadi, dalam kasus ini, saya tidak sepenuhnya setuju jika dikatakan bahwa jebolnya tragedi Situ Gintung merupakan bencana dari Tuhan sehingga dengan gampang kita mengatakan ini adalah cobaan dari Tuhan. Tanpa mengamati kronologis dan bukti lapangan secara seksama, maka orang-orang yang dengan mudah mengeluarkan kata “ini adalah bencana alam dari Tuhan” merupakan orang yang tidak bertanggungjawab. Dan aneh, mengapa ketika hampir setiap bencana datang yang menewaskan puluhan bahkan ratusan orang, kebanyakan orang masih mengatakan ini adalah dari Tuhan? Padahal dengan preventif dan usaha penanggulangan, dampak sebuah bencana dapat diminimalisasi secara maksimal.
Disamping kebijakan pemerintah (anggaran), kita perlu juga melihat berbagai faktor penyebab lain misalnya pengelolaan tata kota (pantaskah pemukiman di sekitar bendungan?) atau apakah luas arae hutan/pohon mengalami penurunan sehingga menurunkan fungsi penyerapan air ketika musim hujan? Ataukah ada kelompok tertentu melakukan sabotase agar Situ Gintung ditutup dan dijadikan lahan komersial? Jadi, jangan selalu menyalahkan Tuhan dengan mengatakan bencana ini adalah cobaan dari Tuhan, padahal banyak faktor kelalaian yang mungkin secara tidak sadar kita telah membantu proses kecelakaan/bencana itu terjadi.
Dalam kasus ini saya memasukannya dalam kategori Liberalismo.Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas,suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Maka dengan itu masyarakat bebas mengatakan,bahkan berbuat apapun pada tindak pemerintah yang tak tahu apa yang mereka lakukan.

0 komentar:

Copyright © 2010 Numpang Gores! | Design : Noyod.Com | Icons by: FastIcon.com | Blogger Blog Templates